Minggu, 26 Desember 2010

Apakah Hidup Ini Kebetulan ?

  Benarkah bila semua kejadian di dunia ini adalah semata kebetulan belaka? Ibarat eksperimen senyawa kimia yg salah tuang, menghasilkan suatu senyawa baru yg lebih baik, tanpa rencana. Lahir di dalam rahim seorang ibu luar biasa. Dididik oleh seorang pemimpin sejati bernama ayah. Dianugerahi seorang pendukung abadi dalam keluarga, yaitu kakak atau adik kita. Ditempatkan di lingkungan yg baik. Memiliki sahabat-sahabat terbaik

  •     Kebetulan belaka?
Aktualisasi diri dalam pekerjaan impian. Bersandingkan seorang bidadari dunia. Atau seorang pria akherat? Tak lupa buah hati titipan Tuhan nan lucu.   
  •    Lalu bagaimana dengan sebaliknya?
Merasa menyesal lahir di sebuah keluarga. Membenci ayah dan ibu. Saudara kandung adalah lawan yang harus kita jatuhkan. Lingkungan yang tidak suportif. Orang yang kita kira sahabat malah menjegal tanpa rasa bersalah.
Memiliki pekerjaan yang tidak kita sukai. Merasa salah memilih seorang pasangan hidup. Merasa kecewa dengan buah hati yang tidak sesuai harapan kita.
  •    Kenapa kita tidak menganggapnya hanya sebuah kebetulan belaka?
Konyol sebenarnya bila saat kita mengalami kesulitan atau hambatan, kita tidak menganggap itu kebetulan. Kita cenderung akan menyalahkan apapun di sekitar kita. Bahkan Sang Pencipta kita sendiri.
Perlukah sebuah penyesalan dan keluhan, pencarian kambing hitam, menunda bahkan tidak memaafkan kesalahan?
Kenapa adalah kata tanya yang hampir selalu kita lontarkan kepada semua objek kekesalan kita. Kenapa dia tega ngelakuin ini? Kenapa Tuhan tega memperlakukan hambaNya seperti ini?? Dan kenapa-kenapa yang lain.
Kenapa tidak bertanya:
Kenapa saya mengalami ini? Apakah ada yang salah dengan saya? Pertanyaan yang lebih fokus pada diri sendiri sebagai lakon hidup.
Tuhan menciptakan sebuah hukum sederhana. Kenikmatan akan berlipat saat bersyukur dan kebaikan akan selalu berada di belakang sebuah kesulitan. Keduanya berujung pada sesuatu yang positif! Apakah masih pantas kita mengeluh dan menyesal?
Ganti sesal dan keluh dengan syukur. Ganti pencarian kambing hitam dengan perenungan dan introspeksi diri. Mintalah maaf pada Tuhan dan orang yang (sengaja/tidak) kita salahi. Maafkanlah diri, orang di sekitar kita, dan Tuhan.
Tidak ada kebetulan di dunia ini. Semua telah dirancang oleh Sang Mahaperancang. Sadari bila Tuhan itu Mahapintar. Mengetahui semua di balik kejadian di dunia. Kita si pion cukup hanya menunggu kebaikan di balik semua kesulitan. Dan selalu bersyukur untuk semua kebaikan yang telah diberikan olehNya.
Bagaimana dengan kalian? Apakah hidup kalian (hanya) kebetulan belaka....?


Add to Cart

0 komentar:

Posting Komentar